MENGENAL PARIWISATA DIKOTA BANDUNG
Kota Bandung akhir-akhir ini banyak dikunjungi para wisatawan terutama wisatawan domestik dari Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Bila kita jalan-jalan di akhir minggu, Jumat, Sabtu dan Minggu pasti akan menemukan macetnya jalan-jalan di Kota Bandung. Terutama di daerah-daerah yang terdapat pusat perbelanjaan dan makanan alias kuliner. Misalnya jalan Cihampelas, jalan Riau, jalan Sukajadi, jalan Setiabudhi terus sampai ke Lembang. Setiap malam Minggu sudah dipastikan beberapa hotel dipadati pengunjung. Rumah-rumah makan baik yang bertaraf internasional, maupun yang bernuansa pedesaan dan jongko-jongko warung makan terbuka seperti di beberapa pertamanan, pasti dipadati oleh para pengunjung. Mereka datang tidak hanya sekadar ingin menikmati kesegaran Kota Bandung di waktu malam, tapi sekaligus sebagai para wisatawan kuliner maupun wisatawan belanja.
Memang Kota Bandung mempunyai daya tarik tersendiri bila dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Jawa. Selain cantik dan asri ibarat janda kembang yang selalu bersolek di malam hari, sangatlah menarik para wisatawan. Namun sekalipun memiliki banyak potensi wisata yang belum digali, para wisatawan yang masuk ke Kota Bandung cenderung untuk melakukan aktifitas belanja maupun kuliner.
Tidak dapat dipungkiri memang untuk objek wisata alam, Kota Bandung tidak memilikinya, tapi disekitarnya seperti Ciater, Ciwidey, Garut, Pangalengan dan sebagainya dapat ditempuh dari Kota Bandung lebih mudah, karena tersedianya transportasi dan sarana jalan yang cukup memadai. Keunggulan dari Kota Bandung sendiri adalah jumlah akomodasi yang cukup memadai dibandingkan dengan wilayah lain disekitarnya yang memiliki banyak objek wisata alam.
Kota Bandung sekarang lebih dikenal sebagai objek wisata belanja dan kuliner, padahal kecantikan dari gedung-gedung bersejarah sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang lebih untuk menarik wisatawan baik nusantara maupun asing. Pengelolaan terutama aktifitas promosi yang belum maksimal terhadap keberadaan gedung-gedung bersejarah dengan segala kemistikannya ini membuat daya tariknya objek wisata yang satu ini menjadi berkurang.
Padahal salah satu potensi lain yang dapat menarik wisatawan untuk datang ke Kota Bandung adalah wisata mistik, atau yang diluar negeri lebih terkenal dengan spooky tourism. Potensi wisata ini dapat menjadi salah satu alternatif lain bagi wisatawan, mungkin segmentasi yang tepat adalah para wisatawan minat khusus.
Potensi wisata ini berupa bangunan bersejarah selain memiliki daya tarik yang indah dipandang juga memiliki sesuatu yang lain, yakni suasana mistik dari bangunan-bangunan bersejarah tersebut. Kita dapat melihat fenomena dunia lain itu melalui wisata mistik yang dapat menjadi daya tarik objek wisata baru.
Kota Bandung memang memiliki banyak tempat yang angker untuk mendukung prospek wisata ini. Misalnya saja
- Museum Pos yang berada di perempatan jalan R.E. Martadinata Bandung,
- Museum Geologi yang berada di jalan Diponegoro,
- Patung Pastur yang berada di Taman Maluku,
- Goa Jepang dan Goa Belanda di Dago,
- Gedung Sate,
- Museum KAA,
- Museum Mandalawangsit,
- bangunan sekolah SMA Negeri 3 dan SMA Negeri 5 Bandung,
- pohon karet di SMA Negeri 2 Bandung,
- Villa Isola di kampus UPI Bandung dan sebagainya.
Kesemuanya itu memiliki cerita mistik tersendiri yang memberikan rasa ingin tahu lebih bagi orang-orang yang meminati pengetahuan tentang alam gaib.
Ambulance yang terdapat di jalan Bahureksa-pun pernah diangkat ke layar lebar untuk konsumsi publik tentang misteri yang terdapat di Ambulance. Bahkan rumah ber-arsitektur Belanda di jalan Dayang Sumbi, pernah masuk ke dalam sepuluh situs terangker di dunia. Menurut cerita orang-orang tua di rumah ini terjadi pembantaian seluruh anggota keluarga yang tinggal di rumah tersebut, dan sampai kini pintu garasi rumah tersebut tidak dapat ditutup oleh siapapun. Malahan ada cerita orang tua yang mengatakan bahwa di menara Gedung Sate dan gedung Isola UPI pun katanya angker seperti itu.
Melihat fenomena kemistikan yang terdapat di gedung-gedung antik tersebut, bukan mustahil hal ini dapat dijadikan destinasi atau objek wisata di masa datang. Sampai sekarang memang belum ada yang berbicara tentang itu. Baik pejabat yang menangani kepariwisataan Jawa Barat maupun Kota Bandung sendiri. Bukan mustahil prospek wisata alam gaib atau mistik ini dapat menjadi sesuatu yang baru bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung. Untuk itu diperlukan perencanaan dan persiapan yang seksama.
Beberapa teman yang pernah berkunjung ke Inggris dan Jerman mengemukakan, bahwa di sana terdapat istana-istana tua (castle), yang katanya banyak dihuni hantu, tapi laku dikunjungi para wisatawan. Mereka pada ingin menyaksikan keangkerannya. Bahkan ada di antara mereka yang berani nginap, dan bayar. Malahan ada yang berhasil mengabadikan hantu atau mahluk-mahluk halus tersebut dalam bentuk photo maupun video.
Barangkali hal ini menjadi pelajaran bagi kita, bahwa banyaknya bangunan-bangunan antik yang sampai kini dianggap angker karena dihuni oleh hantu atau mahluk-mahluk halus, kiranya dapat dijadikan objek wisata jenis baru yang disebut Wisata Mistik atau Wisata Hantu. Tidak hanya sekadar ditayangkan pada acara Uka-uka di televisi beberapa waktu yang lalu. (*)
Oleh : Dr Rochajat Harun Med
Sumber : Kabar Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar