Kamis, 18 Juni 2009

Misteri perairan majene dan hilangnya Adam Air

Tenggelamnya kapal motor Teratai Prima 0 baru-baru ini mengingatkan kita akan hilangnya pesawat Adam Air setahun lalu. Kedua peristiwa ini sama-sama terjadi diawal tahun 11 Januari 2009, untuk Teratai Prima 0 dan 1 Januari 2007 untuk Adam air, lokasi kejadian sama peariran Majene, sulawesi barat.
Oleh kalangan pelaut bugis Makasar, lokasi kejadian ini disebut perairan Tanjung Batu Roro. Sementara itu pelaut Mandar menyebutnya sebagai tanjun rangas atau sumarong.
Sejak dulu perairan tersebut menjadi momok bagi pelaut bugis, makasar dan mandar.untuk menjiknakkan gelombang dan pusaran air yang sulit diduga mereka biasanya melarung baki berisi hidangan ketan dan telur sebagai persembahan atau semacam “izin” lewat kepada penguasa laut.
menurut cerita rakyat yang berkembang mereka yang tidak melakukan ritual seperti itu tidak jarang mengalami nasib naas. Ada beberapa catatan tentang kapal yang mengalami musibah disepanjang jalur itu :
Tangal 19 juli 2007 kapal motor (KM) Mutiara Indah tengelam di peraian majene sekitar 1,5 mil dari pantai tanjung rangas, selang sehari Tanggal 20 juli 2007 kapal motor Fajar Mas tenggelam sekitar 60 mil dari pantai Tanjung Rangas. Kedua kapal ini berlayar dari dari Sangkurilang Kalimantan timur menuju Awerranggnge, kabupaten Barru Sulawesi selatan.
Tanggal 16 agustus 2007, kapal penagkap ikan sumber awal tenggelam diperairan kelurahan Labuang kecamatan Bangae timur.
Tanggal 8 juli 2008 kapal pengakut barang bahan kebutuhan pokok tenggelam diperairan tanjung Rangas saat, berlayar dari palu (sulawesi tengah ) ke makasar (sulsel)

Tinjauan ilmiah
Soal rawannya perairan sekitar mamuju dan majene, ahmad bahar, dosen ilmu kelautan Universitas Hasanudin Makaasar mengatakan diperairan itu terdapat pertemuan arus dan tanjung serta pusaran angin. Arus dari arah laut Flores dan laut Sulawesi bertemu disana. Tanjung tersebut memanjang mulai dari selatan keutara, dari pesisir kota hinga mamuju (sulawesi barat).
Pusaran air juga ada didaerah itu kaena arus laut dari utara, seperti laut flores masuk ke selat Makasar dan bertemu diperairan Majene dan Mamuju. Disana sering terjadi perubahan cuaca secara mendadak, pusat tekanan di laut berubah rendah secara mendadak. Ini bisa mengubah tekanan angin secara tiba-tiba dan akibatnya mengubah gelombang belum lagi kalo perubahan gelombang menyebabkan ombak memukul dai samping kapal. Ini yang signifikan mempengaruhi kemungkinan kapal terbalik, terhempas dan tenggelam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar